Thursday 22 September 2011

Syeikh Asy-Syahid Ahmad Yassin

Assalamulalaikum... Kaifa halukum..?? Ana harap sahabat-sahabat semua dalam keadaan sihat wal `afiat... Hari ni ana nak bawak antum semua untuk mengenali seorang ulama mujahid asy-syahid iaitu Syeikh Asy-Syahid Ahmad Yassin..

Senyuman seorang mujahid...





Beliau adalah Ahmad Ismail Yasin, dilahirkan pada tahun 1938 di desa el Jaura pinggiran el Mijdal, selatan Jalur Gaza. Berpindah bersama keluarganya ke Jalur Gaza setelah perang Palestina (nakbah) tahun 1948.

Mengalami kelumpuhan total sejak muda akibat kecelakaan dalam sebuah aktifitas oleh raga.
Bekerja sebagai guru Bahasa Arab dan Tarbiyah Islamiyah, kemudian bertugas sebagai khatib dan guru di masjid-masjid Gaza. Dalam masa penjajahan, dia menjadi khatib paling popular di kalangan masyarakat Jalur Gaza kerena kekuatan argumennya dan keberaniannya dalam al haq (kebenaran).
Menjadi ketua perhimpunan Islam di Jalur Gaza.

Pada tahun 1983, Syaikh Ahmad Yasin ditangkap rejim Israel atas tuduhan memiliki senjata, membentuk pasukan militer dan menyerukan pelenyapan eksistensi negara Yahudi. Karenanya, beliau dihadapkan ke mahkamah militer Israel dan dihukum 13 tahun penjara.

Pada tahun 1985, beliau dibebaskan dalam rangka pertukaran tahanan antara pihak rejim Israel dengan PFLL (Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina) - Pimpinan Umum, setelah mendekam 11 bulan dalam penjara rejim Israel.

Bersama para aktivis perlawanan islam (islamiyun) Palestina, beliau mendirikan organisasi perlawanan, Gerakan Perlawanan Islam "Hamas" - Palestin, di Jalur Gaza pada tahun 1987.


HAMAS



Pada akhir bulan Ogos 1988, militer Israel menyerbu rumah kediaman beliau di Gaza. Mereka melakukan pengeledahan dan mengancam membuangnya di atas kursi roda yang beliau duduki sehari-hari ke Lubnan.Pada malam hari tanggal 17 Mei 1989, rejim Israel kembali menangkap Syaikh Ahmad Yasin berserta ratusan aktivis Gerakan Hamas, dalam rangka upaya menghentikan perlawanan bersenjata yang terjadi ketika itu dengan mengambil bentuk serangan dengan menggunakan as silah al abyadh (senjata putih), yakni selain senjata api terhadap serdadu-serdadu Israel, warga Yahudi serta penculikan terhadap agen-agen Israel.


Pada tanggal 16 Oktober 1991, mahkamah militer Israel mengeluarkan keputusan dengan menghukum Syaikh Ahmad Yasin berupa penjara seumur hidup ditambah 15 tahun, setelah disodorkan daftar tuduhan sebanyak sembilan tuduhan. Di antaranya seruan (provokasi) penculikan dan pembunuhan terhadap agen-agen Israel, pendirian Gerakan Hamas beserta sayap militer dan dinas keamanannya.
Di samping menderita kelumpuhan total, Syaikh Ahmad Yasin juga menderita beberapa penyakit lain. Di antaranya, kebutaan di mata kirinya dan lemah pandangan di mata kanannya akibat penyiksaan yang beliau alami saat menjalani penyidikan, menderita radang telinga cukup kronis, alergi paru-paru, beberapa penyakit dan peradangan dalam dan usus. Kondisi penahanan yang buruk yang dialami Syaikh Ahmad Yasin menyebabkan merosotnya kondisi kesehatannya, sehingga harus dipindahkan ke hospital beberapa kali. Keadaan kesihatan Syaikh Ahmad Yasin terus menurun akibat penahanan dan tidak adanya pelayanan kesihatan yang memadai.


Pada tanggal 13 Desember 1992, sekelompok sukarelawan berani mati (fida'i) dari Brigade Izzuddin al Qassam menculik seorang agen  Israel. Brigade Izzuddin al Qassam menuntut pelepasan agen Israel tersebut dengan pertukaran pembebasan Syaikh Ahmad Yasin dan beberapa tawanan di penjara Israel, di antara mereka ada sedang menderita sakit, orang lanjut usia serta beberapa tawanan Arab yang ditangkap Israel di Lubnan. Namun pihak Israel menolak tuntutan tersebut, bahkan balik melancarkan serangan ke lokasi penahanan agen Israel tersebut, sehingga menyebabkan kematiannya serta kematian komandan kesatuan penyerangan pasukan Israel dalam penyerangan tersebut, sebelum syahidnya para pejuang sukarelawan berani mati di dalam rumah yang berlokasi di desa Beir Nebala, dekat Jerusalem.
Rabu pagi, tanggal 1 Oktober 1997, Syaikh Ahmad Yasin dibebaskan berkat perjanjian yang berlangsung antara Jordania dan rezim Imperialis Israel, dengan kompensasi penyerahan dua agen  Zionis yang tertangkap di Jordan setelah mereka gagal dalam cubaan pembunuhan terhadap al-Akh Khalid Misy'al, Kepala Biro Politik Hamas di Amman.


Isnin subuh 22 mac 2004, adalah hari kebahagiaannya; syahid menemui kekasih tercintanya, setelah diserang  oleh helikopter Apache milik Zionis menghantam tubuhnya yang lumpuh total.





















No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...